37 Dengan demikian baik jenis, model, warna ataupun corak busana perlu disesuaikan dengan hal tersebut. Busana pesta sekarang ini menjadi bagian penting untuk menghadiri sebuah perayaan. Setiap orang berlomba-lomba untuk memiliki busana pesta yang paling bagus, menarik dan eksklusif. 1. Pengertian Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta yang dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam Prapti Karomah dan Sicilia S, 1998 8-9. Menurut Sri Widarwati 1993, busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pesta pagi hari, pesta siang hari, maupun malam hari. Busana pesta dibuat dari bahan yang bagus dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Teknik menjahit dan penyelesaiannya menggunakan teknik halus dan bahan yang digunakan adalah bahan yang berkualitas. Model busana pesta lebih bebas dari pada busana untuk sehari-hari, tetapi tetap dalam batas keperibadian Arifah A. Riyanto, 2000203. Berdasarkan beberapa pengertian dapat dijelaskan bahwa busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta dengan memperhatikan, waktu, jenis, dan model desain busana. 2. Penggolongan Busana Pesta a. Ditinjau dari Usia Dari segi usia, busana pesta remaja untuk kesempatan pesta biasanya remaja yang usianya 16-24 tahun dengan style dan tren busana pada saat itu. Dimana remaja khususnya perempuan pada 38 usia tersebut masih mempunyai banyak keinginan dan selalu berubah-ubah terutama dalam hal berbusana. b. Ditinjau dari Waktu Menurut Enny Zuhny Khayati 19983 dan Sri Widarwati 1993 busana pesta malam dikelompokan menjadi 1 Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara - busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang muda atau cerah, karena pagi hari orang cenderung ingin melihat benda-benda yang menyejukkan mata. Busana pesta yang cocok untuk kesempatan ini adalah busana yang memiliki desain sederhana dibanding dengan busana pesta malam. 2 Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam antara pukul pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. 3 Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana pesta yang dipakai untuk menghadiri pesta malam yang berlangsung pada waktu matahari terbenam sampai sebelum pagi datang. Busana pesta malam merupakan busana pesta yang dikenakan untuk 39 kesempatan pesta malam hari. Khusus untuk busana pesta ini, pemilihan model. Hiasan dan pelengkap yang digunakan lebih mewah Sri Widarwati, 1993. Menurut Enny Zuhni Khayati 19983 busana pesta malam dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu a Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri- ciri mode terbuka, glamour, mewah, seperti backlees puggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain-lain. b Busana Pesta Malam Biasa Busana ini dikenakan untuk pesta malam hari dimana tidak banyak anggota tubuh yang terlihat, sehingga busana ini terlihat lebih sopan dibanding busana pesta malam gala. Pelengkap busana yang digunakan untuk mendampingi busana pesta malam ini sebaiknya memilih perhiasan yang mewah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dengan pemilihan bahan yang bertekstur agak lembut dan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok berdasarkan waktu kesempatan pakainya. 3. Karakteristik Busana Pesta
JurnalBosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Volume 9, Nomor 3, November 2018 222 PENGEMBANGAN BUSANA PESTA MALAM DENGAN SUMBER IDE DARI MITOLOGI KERAJAAN YUNANI
Busana merupakan segala sesuatu yang dikenakan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Berbusana merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Hal yang paling penting dalam berbusana yakni dapat menjaga tubuh dan nyaman saat dipakai. Selain itu, pemilihan busana juga diperhatikan berdasarkan kesempatan tertentu. Kira-kira apa saja ya, penggolongan busana berdasarkan kesempatan itu ? Yuk, cek di bawah ini, yaa… kerja Busana ini dikenakan saat kita bekerja. Saat memilih busana ini, sebaiknya kita pilih busana yang sopan dan rapi. Memilih busana kerja juga harus sesuai dengan pekerjaan kita. Busana kerja kantoran bagi seorang wanita biasanya terdiri dari celana/ rok, blus, dan kemeja, sedangkan bagi pria biasanya terdiri dari jas, kemeja dan celana Gambar Busana kerja wanita Sumber Gambar Busana kerja pria Sumber 2. Busana sekolah/kuliah Busana ini dipakai pada saat sekolah. Pada sekolah TK, SD, SMP, dan SMA biasanya ada seragam yang modelnya sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Tetapi pemilihan busana untuk kuliah sebaiknya yang sopan, rapi, memakai celana atau baju yang tidak terlalu ketat dan tidak transparan. Hindari memakai kaos oblong. Pakailah kemeja atau baju berkerah dan juga sepatu. Gambar Desain busana sekolah di Jepang Sumber 3. Busana santai/rekreasi Busana ini dipakai saat kita sedang bersantai atau berekreasi. Saat kita bersantai, sebaiknya memilih busana yang berdesain sederhana tetapi tetap terlihat stylist. Gambar Busana santai Sumber 4. Busana pesta Busana ini dipakai untuk menghadiri acara pesta. Pemilihan busana pesta juga harus memperhatikan waktu, karena hal itu juga sangat mempengaruhi desainnya juga Busana pesta sengaja dipilih dengan desain yang mewah dan glamour. Gambar Busana pesta untuk sore/ malam hari Sumber 5. Busana olahraga Merupakan busana yang dikenakan saat berolahraga. Busana ini menggunakan bahan yang menyerap keringat dan juga tidak panas saat dipakai. Pakaian olahraga bisa bervariasi, seperti pendek atau panjang, full warna atau hitam putih. Pemilihan busana olahraga juga harus disesuaikan dengan jenis olahraga tersebut agar terasa nyaman dan fleksibel. Gambar Busana olahraga Sumber 6. Busana khusus Busana ini dikenakan pada waktu khusus, misalnya saat pesta kostum, pernikahan atau saat karnaval Gambar Busana pengantin wanita Sumber Nah, sudah tau, kan macam-macam penggolongan busana berdasarkan kesempatan. Semoga bermanfaat…
Pakaianyang tersedia untuk segala usia dan untuk semua kesempatan, seperti pakaian sehari-hari, pakaian kasual, pakaian formal maupun gamis pesta. ===== Dapatkan busana muslim keluarga untuk lebaran di Pakaian dibuat dengan mengingat kenyamanan pemakainya serta sesuai dengan aturan Islam berpakaian.
Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam Prapti Karomah dan Sicilia S, 19988-9. Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati 199370 busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya. 1. Penggolongan Busana Pesta Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 dan Sri Widarwati 1993 busana pesta dikelompokkan menjadi a. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. b. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. c. Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. d. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. e. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya Backlees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain-lain. 2. Karakteristik Busana Pesta Untuk menghasilkan sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi perlu mempertimbangkan karakteristik dari busana pesta tersebut. Karakteristik busana pesta antara lain a Siluet Busana Pesta Menurut Sri Widarwati 1993 siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet adalah garis luar bayangan suatu busana Sicilia Sawitri, 199457. Penggolongan siluet dibagi beberapa macam 1 Bentuk dasar Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu a Siluet lurus atau pipa straigh/tabular b Siluet lonceng bell-shape/bouffant shilouette c Siluet menonjol bustle shilouette 2 Pengaruh tekstur Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2 yaitu siluet tailor dan siluet draperi. 3 Kesan usia Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja flapper shilouette dan siluet dengan kesan dewasa mature shilouette 4 Bermacam huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi siluet A, H, I, T, Y, S, X, O, dan L. 5 Bentuk yang ada di alam Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu 1 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar membentuk buah dada bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet trapesium trapeze, siluet taji wedge, dan siluet tunik T shape c Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas. d Siluet pant celana Sicilia Sawitri, 200077 Menurut Sri Widarwati 1993 busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti model decollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar. b Bahan Busana Pesta Bahan yang digunakan untuk busana pesta biasanya dipilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan mampu menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan tersebut antara lain bahan yang tembus terang seperti bahan brokat, tile, organdi, sifon dan lain – lain Enny Zuhni Khayati, 19982. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 bahan yang digunakan untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan sebagainya. Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, bahan tembus terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni Khayati 19989 ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu 1 Memilih bahan sesuai dengan desain. 2 Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai. 3 Memilih bahan sesuai dengan kesempatan. 4 Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga. c Warna Busana Pesta Warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta biasanya kelihatan mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut, seperti ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala dan biru gelap Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna yang mengkilap. d Tekstur Bahan Busana Pesta Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut antara lain kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang transparan, Sri Widarwati, 1993 14. Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam Arifah A Riyanto, 2003 47. Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin, mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga memberikan kesan nyaman pada waktu dikenakan. 2. Pola Busana Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting Porrie Muliawan, 1992. Menurut Widjiningsih 19941 pola terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, kulot dan celana yang masih dapat diubah sesuai mode yang dikehendaki. Adapun langkah pembuatan pola adalah sebagai berikut a. Pengambilan Ukuran Untuk memperoleh pola busana yang pas dan cocok dengan model memerlukan ukuran bagian tubuh model secara tepat dan akurat. Setiap sistem atau metode pembuatan pola kontruksi memiliki jenis kebutuhan tentang ukuran yang berbeda-beda. Sebelum melakukan pengukuran, model yang hendak diambil ukurannya harus menggunakan peter ban dan diikatkan pada bagian-bagian tubuh tertentu hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil ukuran yang akuran selain itu atribut busana yang menjadikan tubuh lebih besar harus dilepas. Ukuran yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam adalah sebagai berikut 1 Lingkar Leher Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher. 2 Lingkar Badan Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari. 3 Lingkar Pinggang Diukur pas sekeliling pinggang. 4 Lingkar Pinggang LP Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack. Boleh dikurangi 1 cm. 5 Lingkar Panggul Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. 6 Tinggi Panggul Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul. 7 Panjang Punggung Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. 8 Lebar Punggung Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan. 9 Panjang Sisi Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang di kurangi 2 a 3 cm. 10 Lebar Muka Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri. 11 Panjang Muka Diukur dari lekuk di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. 12 Tinggi Dada Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada. 13 PanjangBahu Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah. 14 Lebar Dada Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari buste-haouder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa. 15 Panjang Lengan Blus Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang menonjol. 16 Lingkar Lubang Lengan Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan. 17 Ukuran Uji Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah petar ban. 18 PanjangRok Diukur dari batas pinggang sampai batas yang diinginkan. b. Metode Pembuatan Pola Pola adalah langkah awal dalam proses pembuatan busana. Pola ada beberapa jenis yaitu pola jadi dan pola yang dibuat langsung. Pola jadi adalah pola yang sudah ada di pasaran seperti majalah atau tabloid. Jenis pola yang sudah jadi yaitu, pola standar, pola rader, pola amplop, pola cetak, pola diagram. Selain pola yang sudah ada, cara untuk mendapatkan pola dengan membuatnya sendiri. Metode pembuatan busana terdiri dari dua macam yaitu 1 Drapping Drapping adalah cara membuat pola atau busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa di atas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul Widjiningsih, 1990 1. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberikan lipit pantas kupnaad. Metode Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain dan banyak dilakukan sebelum konstruksi pola berkembang. 2 Konstruksi Pola Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian-bagian yang diperhitungkan secara matematis dan gambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain-lain Widjiningsih, 19943. Dengan konstruksi pola ini dapat dibuat bermacam-macam busana. Menurut Porrie Muliawan 19927 untuk memperoleh konstruksi pola yang baik harus menguasai hal-hal sebagai berikut a Cara mengambil macam-macam jenis ukuran harus tepat dan cermat. b Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan harus lancar dan tidak ada keganjilan. c Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi harus dikuasai. Sistem atau cara pembuatan pola kontruksi terdapat beberapa macam seperti metode So-en, Meyneke, Charman, Cuppens Guers, Frans Wenner coupe, Derssmaking, ho Twan Nio, Njo Hong Hwie, Muhawa, Edi Budiharjo. Saat membuat pola busana, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti Sewaktu mengambil ukuran harus benar tepat dan cermat. Model diikat dengan peter ban pada beberapa bagian tubuh. Model harus berdiri dengan tegap jangan sampai membungkuk. Cara menggambarkan lengkungan-lengkungan pola pada busana harus luwes, seperti menggambar kerung lengan. kerung leher, garis panggul dan lain-lain. Perhitungan yang dilakukan harus cermat dan teliti sesuai dengan rumus, agar hasil yang diperoleh benar. Penerapan pembuatan pola menggunakan pola dasar mayneke. c. Teknologi Busana Teknologi busana adalah cara atau teknik pembuatan busana agar hasilnya menarik dan nyaman dipakai Nanie Asri Yuliati, 1993. Busana yang berkualitas tinggi biasnya penyelesaiannya menggunakan tangan seperti pengeliman, penyelesaian kampuh, penyelesaian lapisan, sehingga memakan waktu yang relatif lama dan membutuhkan ketelatenan. Teknologi pembuatan busana terdiri dari d Teknologi penyambungan kampuh Kampuh adalah kelebihan jahitan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit Nanie Asri Yulianti, 1993. Kampuh ada dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup. 1 Kampuh Buka Kampuh buka adalah kelebihan jahitan yang dihubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Cara menjahitnya yaitu a Kampuh – kampuh yang akan dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak sedang tepat pada garis pola. b Kampuh yang sudah dijahit dibuka dan dipres dengan setrika. Macam – macam kampuh buka antara lain a Kampuh buka diselesaikan dengan obras. b Kampuh buka diselesaikan dengan setik mesin. c Kampuh buka diseleseikan dengan rompok. d Kampuh buka diselesaikan dengan zig -zag. e Kampuh buka diseleseikan dengan tusuk balut. f Kampuh buka diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik yang digunakan dalam pembuatan busana pesta malam pada kesempatan ini adalah kampuh buka diselesaikan dengan teknik dirompok kemudian disom, diterapkan pada rok pias 6. 2 Kampuh Tutup Kampuh tutup adalah kelebihan jahitan dari dua bagian yang tidak terbuka tetapi menjadi satu. a Kampuh Balik Kampuh yang dipakai untuk menyelesaikan pakaian anak, lenan rumah tangga dan untuk menyelesaikan pakaian dewasa wanita yang berbahan tembus terang. Ada dua macam kampuh balik yaitu kampuh balik biasa dan kampuh balik semu. b Kampuh Pipih Adalah yang digunakan untuk pakaian bayi dan pakaian pria. c Kampuh Perancis Kampuh yang dipakai bolak-balik, kampuh ini pada bagian baik buruknya terdapat dua jalur setikan. e Teknologi pelapisan/ lining Pelapisan yaitu kain untuk melapisi kain yang bahannya tipis atau kain yang terasa gatal dikulit Wancik, 200016. Linning adalah kain pelapis busana dan penutup jahitan sehingga busana tampak rapi, baik dari luar maupun bagian dari dalam Sicilia Sawitri, 1997. Penggunaan Linning juga berfungsi untuk menjaga agar bahan utama dari pakaian tidak cepat rusak terutama untuk pakaian dari dari bahan yang berkualitas tinggi dan harganya mahal Nanie Asri Yuliati, 199376. Dalam pemilihan linning harus disesuaikan dengan bahan pokok, bentuk busana, warna busana serta memiliki karakter hampir sama dengan bahan pokoknya. Contoh kain furing yaitu abute, asahi, errow, voul Prapti Karomah, 199030. Menurut Nanie Asri Yuliati 1993 teknik pemasangan linning ada dua cara yaitu 1 Teknik lepas yaitu teknik pemasangan antara bagian bahan utama dengan linning dijahit sendiri-sendiri, namun pada bagian tertentu dijahit menjadi satu untuk menyatukan kedua bagian tersebut. Misalnya pada rok yang berfuring lepas disatukan pada bagian ban pinggang. 2 Teknik lekat yaitu teknik pemasangan antara bahan utama dengan linning dijahit menjadi satu, biasanya digunakan untuk menjahit bahan-bahan transparan. f Teknologi interfacing Interfacing adalah lapisan yang tampak dari luar, misalnya lapisan lapel krah, lapisan belahan pada tengah muka Sicilia Sawitri, 1997. Kegunaan interfacing ini adalah untuk memperbaiki bentuk jatuh bagian-bagian busana sehingga terlihat rapi dan indah. Di pasaran interfacing di jual dalam berbagai macam bentuk seperti kain pasir, viselin, kain keras, kain gabus dan lain-lain. Dalam menentukan interfacing hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini Kesesuaian dengan bahan utama Kesesuaian antara tebal dan tipis bahan utama Ketepatan penempatan bahan pelapis Kesesuaian dengan tujuan atau kegunaan interfacing g Teknologi pengepresan Teknologi pengepresan adalah suatu cara agar kampuh-kampuh terlihat lebih pipih dan rapi. Pengepresan ini dilakukan setiap kali selesai menjahit dengan menggunakan setrika dengan suhu yang disesuaikan dengan bahan busananya Sicilia Sawitri 1997. Pada saat pengepresan untuk kain yang tipis atau mudah mengkilat sebaiknya menggunakan pelapis atau bahan lain. Penerapan Dalam Desain Busana Penerapan teknologi kampuh yang digunakan menggunakan kampuh buka dan dibagian bawah rok menggunakan penyelesaian wallsoom yang kemudian di ssom gulung.
igFEl. s6j32vgdy1.pages.dev/261s6j32vgdy1.pages.dev/192s6j32vgdy1.pages.dev/379s6j32vgdy1.pages.dev/333s6j32vgdy1.pages.dev/246s6j32vgdy1.pages.dev/87s6j32vgdy1.pages.dev/43s6j32vgdy1.pages.dev/142s6j32vgdy1.pages.dev/264
busana pesta menurut kesempatan dan waktu