Lebahvs Semut (sumber : Qerja) Pernah melihat semut yang berjalan beriring bersama-sama hanya dengan satu tujuan yaitu mencari makan. Perhatikanlah bagaimana mereka menyapa setiap berpapasan satu sama lain, terlihat keakraban dan kebersamaan. Dari terbitnya matahari sang semut mencari makanan hingga tenggelamnya matahari mereka baru berhenti.
Manusia terkadang diberikan gambaran melalui metafora untuk dijadikan falsafaah hidup, khususnya dala bermasarakat. Ada metafora dengan penggambaran binatang kecil yang diabadikan menjadi nama surat dalam al-Qurâan, yaitu al-naml semut, al-ankabut laba-laba dan al-nahl lebah. Ketiga binatang ini memiliki karakter dan sifat masing-masing yang patut dijadikan pelajaran oleh manusia. Semut memiliki sifat suka berhimpun, dan hoby mengumpulkan makanan sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Bahkan semut dapat mengumpulkan makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun. Semut memiliki semangat yang sangat besar, sehingga berusaha memikul sesuatu yang lebih besar dari badannya, meskipun sesuatu yang tidak berguna baginya. Lain halnya dengan laba-laba, sebagaimana digambarkan dalam al-Qurâan bahwa sarang laba-laba adalah tempat yang paling rapuh, apabila dijadikan tempat berlindung, seperti disebutkan dalam surat al-Ankabut ayat 41 âPerumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahuiâ al-Ankabut 41. Siapapun yang berlindung di sarang laba-laba dan yang disergapnya akan binasa. Jangankan serangga yang tidak sejenis, jantannya pun setelah selesai berhubungan disergap untuk dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Berbeda lagi dengan lebah yang memiliki insting sangat tinggi. Lebah digambarkan oleh al-Qurâan seperti dalam surat al-Nahl ayat 68-69 Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah âBuatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusiaâ. kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang memikirkan. al-Nahl 68-69. Lebah memiliki sarang yang dibuat berbentuk bundar atau segi enam bukannya kotak, segi lima atau empat agar tidak terjadi pemborosan lokasi. Lebah memakan dan minum saripati bunga. Tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya itulah menjadi madu yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk dijadikan obat. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja dan segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu yang lainnya kecuali yang mengganggunya, bahkan kalaupun menyakiti menyengat sengatannya dapat menjadi obat. Nabi Muhammad Saw. mengibaratkan orang mukmin yang baik seperti lebah, sebagaimana dalam sabdanya âPerumpaan seorang mukmin adalah seperti lebah. Ia tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang baik, dan bila berada pada suatu tempat tidak merusakâ. Metafora binatang-binatang kecil tersebut dapat dijadikan falsafah kehidupan manusia di dunia. Apabila manusia tidak mengetahui posisinya sebagai makhluk yang memiliki petunjuk agama bisa saja menempati posisi lebih rendah dari binatang. Semut sebagai metafora bahwa dalam bermasyarakat, orang cenderung lebih mudah berhimpun dan membangun solidaritas dengan yang visinya sama, atau setidaknya memiliki kebiasaan dan hoby yang sama. Semut lebih suka berkumpul membangung solidaritas bersama semut. Para semut memiliki visi yang sama, yaitu lebih suka mengerjakan suatu yang di luar kemampuannya, dan suka menumpuk makanan di luar kebutuhan. Betapa banyak manusia yang berbudaya semut, yaitu suka menumpuk materi atau harta tanpa disesuaikan dengan kebutuhan. Menumpuk-numpuk harta tanpa ada pemanfaatan di jalan agama, dan tidak sedikit problem masyarakat bersumber dari budaya tersebut. Banyak pula yang mengerjakan suatu yang bukan prioritas, bahkan yang bukan menjadi otoritasnya. Pemborosan dan over otoritas termasuk budaya semut, dan di masyarakat banyak budaya-budaya semut yang berkeliaran. Demikian juga, betapa banyak banyak manusia laba-laba, yaitu manunsia-manusia yang tidak lagi butuh berpikir, dan siap memangsa siapa pun, bahkan termasuk teman atau saudara sendiri. Metafora laba-laba dapat dijadikan gambaran bahwa di dalam masyarakat atau kelompok yang keadaannya seperti laba-laba; rapuh, anggotanya saling sikut menyikut, dan antara pimpinan dan bawahan saling curiga. Sedangkan manusia-manusia lebah tidak lebih banyak dari manusia-manusia semut atau manusia laba-laba. Manusia lebah itu adalah mereka yang tidak boros, tidak suka makan atau mengambil haknya orang, yang dimakannya adalah saripati bunga, dan ketika mengambil saripati itu tidak menjadikan bungan itu rusak.. Itulah gambaran orang mukmin yang baik tidak memakan makanan yang haram, tidak mengambil yang bukan haknya untuk kepentingan sendiri. Apa yang keluar darinya bukan sesuatu yang medzalimi orang, tetapi sesuatu yang membahagiakan. Apabila berada pada suatu tempat atau daerah tidak menjadi pengacau dan penyebab kericuhan. Tetapi justru kehadirannya sangat diharapkan oleh orang banyak. *Dikutip dari berbagai sumber. Oleh Dr. AI Hamzani, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal Kisahlebah madu, yang akan kita simak berikut ini, hanyalah satu di antara berbagai mahluk hidup dengan perilaku mereka yang membuat manusia berdecak kagum. Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir. Akan tetapi mereka mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Jawabankita harus bersatu dan bersama selamanya seperti semut dan lebah JawabanKita harus selalu bersama dengan persatuan seperti semut dan lwbahTahukah anda, selain individu atau masyarakat sekeliling dijadikan contoh dalam hidup, terdapat makhluk lain yang boleh kita ambil pengajaran dan teladani kehidupannya, iaitu serangga kecil bernama semut. Serangga ini juga turut disebut khusus dalam al-Quran, menerusi firman Allah dalam Surah an-Naml. Tahukah anda, an-Namlâ itu adalah kata pinjaman dari Bahasa Arab yang bermaksud semutâ. Mengapa semut menjadi pilihan untuk dijadikan contoh atau inspirasi dalam hidup kita? Walaupun kecil, serangga ini memiliki keunikan tersendiri yang dicipta oleh Allah Bahkan, Nabi Sulaiman turut menghormati serangga ini seperti dalam Surah an-Naml 18-19. Berikut merupakan 10 perkara yang boleh kita pelajari daripada kehidupan semut; 1 â Bersungguh-sungguh Ketika Bekerja. Cuba perhatikan apabila semut mengerumuni gula atau membina busut. Masing-masing akan berusaha bersungguh-sungguh antara satu sama lain untuk sama-sama mencapai apa yang mereka inginkan. 2 â Berhati-Hati Dan Berwaspada. Dengan saiz fizikal yang kecil, serangga ini akan memastikan mereka berjalan atau melintasi di mana-mana persekitaran terbuka dengan berhati-hati agar tidak dipijak oleh manusia atau binatang bersaiz lebih besar daripada mereka. 3 â Mendahulukan Kepentingan Umum Daripada Peribadi. Jarang kita dapati semut berada berseoranganâ. Pasti ada di sampingnya semut-semut yang lain. Lebih-lebih lagi, apabila seekor semut menemui makanan, cuba perhatikan pada awalnya hanya seekora sahaja yang berada dekat dengan makanan tersebut. Jangan terkejut apabila tidak sampai 5 minit, banyak semut mengerumuni makanan tersebut. 4 â Memiliki Keinginan Dan Tekad Yang Tinggi. Seperti manusia, semut juga punya keinginan dan tekadnya. Walaupun fizikalnya kecil, itu tidak menjadi penghalang buat serangga kecil ini mendapatkan makanan walaupun diletakkan pada aras yang tinggi. 5 -Sanggup Berkorban. Untuk mendapatkan sesuatu, serangga ini juga dilihat sanggup mengorbankan dirinya walaupun di tempat yang mempunyai risiko atau bahaya yang boleh mengancam nyawanya. Contohnya, semut-semut ini mengerumuni sampah sarap yang berdekatan dengan api. 6 â Bijak Menyelesaikan Permasalahan. Ketika Nabi Sulaiman dan rombongannya melewati kawasan tempat tinggal semut, salah seekor semut segera mengarahkan rakan-rakannya untuk masuk ke lubang tempat tinggal mereka. Tujuannya agar tidak dipijak. Hal ini seperti firman Allah yang bermaksud; âWahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyedari.âSurah an-Naml 18. 7 â Bekerja Dengan Teratur Dan Rapi. Salah satu sifat yang paling sinonim dengan semut adalah teratur dan rapi. Pernahkah anda melihat sekumpulan semut berjalan dengan sangat teratur dan rapi di dinding atau lantai? Menarik bukan? Begitulah cara mereka yang sangat unik berbanding mengatasi serangga yang lain. 8 â Bertanggungjawab. Semut tidak pernah meninggalkan kerja yang dilakukan begitu sahaja. Semut-semut ini pasti akan menyelesaikan pekerjaan yang dimulakan itu sehingga selesai. 9 â Pencapaian Yang Tinggi. Nabi Sulaiman tersenyum apabila mendapati semut mencapai apa yang mereka inginkan. Senyuman nabi sulaiman itu diiringi dengan doa, agar menjadi hamba yang bersyukur. 10 â Serius dan Tidak Berputus Asa. Sikap serius dan tidak berputus asa dalam melaksanakan sesuatu tugasan atau kerja menjadi faktor penting untuk kita capai hasil yang memuaskan. Begitu juga semut, jika diperhatikan mereka sentiasa serius dalam bekerja dan tidak berputus asa. Cuba ambil sebatang lidi atau apa jua benda untuk menghalang perjalanan semut, apakah yang anda perhatikan? Pasti anda akan dapati, semut tersebut mencari jalan lain untuk meneruskan perjalanannya. Begitulah antara beberapa sikap dan sifat yang boleh kita contohi melalui serangga kecil ini. Kecil bukan suatu halangan untuk kita mencapai apa yang kita inginkan dalam hidup. Besar pula bukan bermaksud kita memiliki kuasa untuk memperoleh apa yang kita hajati. Kecil atau besar, itu tidak penting. Apa yang penting adalah usaha yang berterusan tanpa jemu, sentiasa bersungguh-sungguh, di samping memiliki akhlak yang mulia. Mudah-mudahan, kisah kehidupan semut ini mampu diterapkan dalam kehidupan kita sebagai umat yang dimuliakan Allah Wallahuaâlam. Kongsikan Artikel Ini Nabi Muhammad berpesan, âsampaikanlah dariku walau satu ayatâ dan âsetiap kebaikan adalah sedekah.â Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat. Marina Merupakan graduan dari UNISZA, Terengganu dalam bidang Pengajian Islam dengan hasrat menggabungkan pelbagai pengetahuan dan kemahiran yang dimiliki untuk manfaat komuniti. Menulis adalah salah satu dari minatnya dan beliau turut menghasilkan sebuah karya pertamanya yang berjudul , '' Himpunan Kisah Kaum-Kaum Binasa''. Facebook
ï»żKomunitassemut menjalankan tugas sesuai dengan stratanya, ada ratu semut dan penjantan, ada semut prajurit, dan ada semut pekerja, mereka bekerja sesuai dengan porsinya masingmasing. Demikian halnya terkait dengan kehidupan lebah ada iktibar yang patut kita contoh, lebah makan sari pati bunga, dan yang dikeluarkan lebah adalah madu.